Jumat, 30 Juni 2017

Jepretan K.T. Satake: Borobudur di sekitar tahun 1933

(klik untuk memperbesar | © KITLV)
(klik untuk memperbesar | © KITLV)

Waktu: sekitar 1933
Tempat: Magelang
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer: K.T. Satake
Sumber / Hak cipta: Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde
Catatan: K.T. Satake adalah fotografer Jepang yang berkeliling di Hindia-Belanda di tahun 1930-an dan mempublikasikan foto-fotonya di album berjudul Sumatra Java Bali yang dikeluarkan di tahun 1935.

Kamis, 29 Juni 2017

Serah-terima kendaraan militer Belanda ke pihak TNI di Nganjuk, 1949 (2)

PENGANTAR
Sebagai bagian dari pengakuan kedaulatan oleh pihak Belanda dan pembentukan APRIS, di penghujung 1949 militer Belanda menyerahkan beberapa kendaraan militer yang tidak bersifat taktis, seperti truk, ke pihak TNI. Peristiwa ini terjadi di beberapa tempat, seperti di Nganjuk dan Solo, yang akan ditampilkan di sini.

(klik untuk memperbesar | © gahetna)
(klik untuk memperbesar | © gahetna)
(klik untuk memperbesar | © gahetna)
(klik untuk memperbesar | © gahetna)

Waktu: 12 November 1949
Tempat: Nganjuk
Tokoh:
Peristiwa: Penyerahan 3 mobil palang merah, 4 pick-up, 4 jip, 16 sepeda motor, dan 48 truk Ford oleh militer Belanda ke pihak TNI di Nganjuk
Fotografer: A.J.M. Loomans
Sumber / Hak cipta: Het Nationaal Archief
Catatan:

Rabu, 28 Juni 2017

Kongres pertama Partai Nasional Indonesia di Surabaya, 1928

(klik untuk memperbesar | © KITLV)

Waktu: 27-30 Mei 1928
Tempat: Surabaya
Tokoh: duduk d.ki.k.ka. para pimpinan PNI Samsi Sastrawidagda, Soekarno, dan Iskaq Cokrohadisuryo
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde
Catatan:

Selasa, 27 Juni 2017

Serah-terima kendaraan militer Belanda ke pihak TNI di Nganjuk, 1949 (1)

PENGANTAR
Sebagai bagian dari pengakuan kedaulatan oleh pihak Belanda dan pembentukan APRIS, di penghujung 1949 militer Belanda menyerahkan beberapa kendaraan militer yang tidak bersifat taktis, seperti truk, ke pihak TNI. Peristiwa ini terjadi di beberapa tempat, seperti di Nganjuk dan Solo, yang akan ditampilkan di sini.

(klik untuk memperbesar | © gahetna)
(klik untuk memperbesar | © gahetna)
(klik untuk memperbesar | © gahetna)
(klik untuk memperbesar | © gahetna)
Waktu: 12 November 1949
Tempat: Nganjuk
Tokoh:
Peristiwa: Penyerahan 3 mobil palang merah, 4 pick-up, 4 jip, 16 sepeda motor, dan 48 truk Ford oleh militer Belanda ke pihak TNI di Nganjuk.
Fotografer: A.J.M. Loomans (3 foto pertama), G. Engeles (foto keempat)
Sumber / Hak cipta: Het Nationaal Archief
Catatan: Foto keempat masih harus diperiksa lebih lanjut apakah memang berasal dari peristiwa di Nganjuk.

Senin, 26 Juni 2017

Pertunjukan sendratari Umar Maya di Keraton Yogyakarta, 1885

(klik untuk memperbesar | © KITLV)
(klik untuk memperbesar | © KITLV)

Waktu: 1885
Tempat: Keraton Yogyakarta
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer: Cephas
Sumber / Hak cipta: Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde
Catatan: Kisah Umar Maya bercerita tentang perjuangan Amir Hamzah (paman Nabi Muhammad saw.) melawan musuh yang lebih kuat tetapi akhirnya menang.
Di Lombok kisah ini ditampilkan dalam bentuk wayang sasak.

Minggu, 25 Juni 2017

Karapan sapi di Sampang, Madura 1947 (2)

(klik untuk memperbesar | © gahetna)
(klik untuk memperbesar | © gahetna)
(klik untuk memperbesar | © gahetna)
(klik untuk memperbesar | © gahetna)

Waktu: September 1947
Tempat: Sampang (Madura)
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Het Nationaal Archief
Catatan:

Sabtu, 24 Juni 2017

Potret Mayjen KKO Ali Sadikin dari tahun 1960-an

(klik untuk memperbesar | © KITLV)

Waktu: 1960-an
Tempat:
Tokoh: Mayor Jenderal Ali Sadikin (salah satu perwira tinggi KKO, kelak ditunjuk Sukarno sebagai gubernur Jakarta di tahun 1966)
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde
Catatan:

Jumat, 23 Juni 2017

Karapan sapi di Sampang, Madura 1947 (1)

(klik untuk memperbesar | © gahetna)
(klik untuk memperbesar | © gahetna)
(klik untuk memperbesar | © gahetna)
(klik untuk memperbesar | © gahetna)
(klik untuk memperbesar | © gahetna)

Waktu: September 1947
Tempat: Sampang (Madura)
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Het Nationaal Archief
Catatan:

Kamis, 22 Juni 2017

Dokter Sutomo dan keluarga di tahun 1937

(klik untuk memperbesar | © KITLV)

Waktu: sekitar 1937
Tempat: Jawa
Tokoh: dr. Sutomo (pendiri Budi Utomo dan Partai Indonesia Raya)
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde
Catatan: Para lelaki dan anak-anak tampak berpakaian a la Barat, sementara para wanita berkebaya.

Rabu, 21 Juni 2017

Perbatasan Republik Indonesia dan wilayah Belanda: Mengungsi melintas sungai, 1947 (2)

Salatiga, 2 Desember 1947: Mengungsikan rakyat dari wilayah kekuasan Belanda ke wilayah Republik dengan melewati sungai yang menjadi garis demarkasi antara area TNI dan daerah Belanda
(klik untuk memperbesar | © gahetna)
(klik untuk memperbesar | © gahetna)
(klik untuk memperbesar | © gahetna)
(klik untuk memperbesar | © gahetna)
(klik untuk memperbesar | © gahetna)
Waktu: 2 Desember 1947
Tempat: Salatiga
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer: H. Steggerda
Sumber / Hak cipta: Het Nationaal Archief
Catatan:

Selasa, 20 Juni 2017

Potret Pangeran Diponegoro dari sekitar tahun 1870

(klik untuk memperbesar | © KITLV)
Waktu: sekitar 1870
Tempat:
Tokoh: Pangeran Diponegoro (pemimpin perjuangan melawan kekuasaan Belanda di Jawa)
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde
Catatan: dilukis berdasarkan gambar karya Mayor François Vincent Henri Antoine de Stuers dari tahun 1830

Senin, 19 Juni 2017

Perbatasan Republik Indonesia dan wilayah Belanda: Mengungsi melintas sungai, 1947 (1)

Sebuah jembatan di wilayah Asahan yang menjadi batas wilayah yang dikuasai TNI (di latar belakang, dengan beberapa barikade dan pos penjagaan) dan wilayah Belanda (di latar depan)
(klik untuk memperbesar | © gahetna)
Salatiga, 2 Desember 1947: Mengungsikan rakyat dari wilayah kekuasan Belanda ke wilayah Republik dengan melewati sungai yang menjadi garis demarkasi antara area TNI dan daerah Belanda
(klik untuk memperbesar | © gahetna)
(klik untuk memperbesar | © gahetna)
(klik untuk memperbesar | © gahetna)
(klik untuk memperbesar | © gahetna)

Waktu: 2 Desember 1947 (kecuali foto atas)
Tempat: Salatiga (kecuali foto atas)
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer: H. Steggerda
Sumber / Hak cipta: Het Nationaal Archief
Catatan:

Minggu, 18 Juni 2017

Potret Sentot Prawirodirjo dari sekitar tahun 1840-1850

(klik untuk memperbesar | © KITLV)
Waktu: sekitar 1840-1850
Tempat:
Tokoh: Sentot Prawirodirjo (panglima perang dalam perjuangan Pangeran Diponegoro melawan kekuasaan Belanda di Jawa)
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde
Catatan: dilukis berdasarkan gambar karya Mayor François Vincent Henri Antoine de Stuers dari tahun 1830

Sabtu, 17 Juni 2017

Perbatasan Republik Indonesia dan wilayah Belanda: Contoh gerbang perbatasan, 1948

(klik untuk memperbesar | © gahetna)
(klik untuk memperbesar | © gahetna)

Waktu: 31 Agustus 1948
Tempat: Jawa
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer: Th. Burgt
Sumber / Hak cipta: Het Nationaal Archief
Catatan: Papan kayu bertuliskan "Voorbeeld = Deur v/d Dessa-Weg-Veiligheids; Tjonto = Pintoe djalan desa ="

Jumat, 16 Juni 2017

Potret Pangeran Diponegoro dari sekitar tahun 1840-1850

(klik untuk memperbesar | © KITLV)
Waktu: sekitar 1840-1850
Tempat:
Tokoh: Pangeran Diponegoro (pemimpin perjuangan melawan kekuasaan Belanda di Jawa)
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde
Catatan: dilukis berdasarkan gambar karya Mayor François Vincent Henri Antoine de Stuers dari tahun 1830

Kamis, 15 Juni 2017

Perbatasan Republik Indonesia dan wilayah Belanda: Garis demarkasi di Trowulan, Mojokerto, 1948

(klik untuk memperbesar | © gahetna)
(klik untuk memperbesar | © gahetna)
(klik untuk memperbesar | © gahetna)
(klik untuk memperbesar | © gahetna)

Waktu: 12 Februari 1948
Tempat: Trowulan (Mojokerto)
Tokoh:
Peristiwa: Seorang prajurit TNI (bersenjata) dan beberapa tentara Belanda berfoto di tonggak yang menjadi titik perbatasan wilayah kekuasan Republik Indonesia dan Belanda di Trowulan, Mojokerto.
Fotografer: Scheidema
Sumber / Hak cipta: Het Nationaal Archief
Catatan:

Rabu, 14 Juni 2017

Pertunjukan wayang beber di kediaman dr. Wahidin Sudirohusodo, 1902

(klik untuk memperbesar | © KITLV)
(klik untuk memperbesar | © KITLV)
(klik untuk memperbesar | © KITLV)
(klik untuk memperbesar | © KITLV)
(klik untuk memperbesar | © KITLV)

Waktu: 1902
Tempat: Desa Gelaran (Yogyakarta)
Tokoh: dr. Godard Arend Johannes Haezu (bule di foto kedua; peneliti budaya Jawa, salah seorang yang mendorong pendidikan modern untuk rakyat Hindia-Belanda)
Peristiwa:
Fotografer: K. Céphas
Sumber / Hak cipta: Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde
Catatan:

Selasa, 13 Juni 2017

Perbatasan Republik Indonesia dan wilayah Belanda: Garis demarkasi di sekitar Salatiga, 1947

(klik untuk memperbesar | © gahetna)
(klik untuk memperbesar | © gahetna)
(klik untuk memperbesar | © gahetna)

Waktu: 27 Januari 1947
Tempat: Klero (Tengaran, Semarang)
Tokoh:
Peristiwa: Pasukan TNI di bawah pimpinan Kapten Rujito (foto bawah, kiri) bertemu militer Belanda pimpinan Kapten Vosveld di desa Klero, di posisi yang disepakati sebagai batas wilayah kekuasaan Republik Indonesia dan Belanda. Sebuah tonggak bertuliskan Status Quo 1 ditanam di sana.
Fotografer: Van Krieken
Sumber / Hak cipta: Het Nationaal Archief
Catatan: Kelak, desa Klero ini akan menjadi tempat pertemuan militer Belanda dengan pihak TNI dalam berbagai perundingan.